Tiga Hulubalang dan Angsa Berbulu Emas

in #indonesia7 years ago (edited)

Mereka merancang sebuah aksi besar yang akan menentukan masa depan mereka dan Kerajaan. Angsa Berbulu Emas yang menjadi nyawa dari Kerajaan, akan mereka ambil di Telaga Bening. Tidak mudah mengambilnya, tapi bukan berarti tidak mungkin.

Tak banyak penghuni Istana yang tahu tentang Angsa Berbulu Emas yang memutar denyut kehidupan Istana dan seluruh Kerajaan. Bahkan orang kepercayaan Sultan pun banyak yang tidak tahu. Bisa jadi Permaisuri pun tidak, apalagi para selir yang tahunya hanya bersenang-senang menikmati kemewahan Kerajaan tanpa pernah peduli dari mana sumber kekayaan berasal.

Mereka bertiga, para hulubalang bisa menggambarkan dengan jelas sebuah Telaga Bening kecil dalam Istana. Di telaga itulah, Angsa Berbulu Emas berenang-renang, makan, dan mengeluarkan telur emas. Jumlah telurnya tidak pernah banyak, tidak menentu, dan tidak diketahui apa yang harus dilakukan agar ia bisa mengeluarkan telur dari duburnya. Kadang, satu hari bisa keluar tiga butir telur emas atau satu bulan tidak keluar apa pun, selain kotoran.

Sultan ingin angsa ajaib itu bisa bertelur setiap hari, tapi belum tahu caranya. Paduka Yang Mulia itu pun tidak berani memaksa si Angsa terus bertelur, sebab kalau ia mati, maka sumber kekayaan Kerajaan pun lenyap. Jadi, yang bisa dilakukan Sultan adalah berusaha memperbanyak angsanya dengan memancing angsa jantan biasa tetapi dari ras terbaik.

Ketiga hulubalang itulah yang ditugaskan mengambil tiga ekor angsa jantan dan melepaskannya ke Telaga Bening. Ketika itulah, mereka melihat sebutir telur emas di pinggir telaga. Tergeletak di balik semak, agak terlindung di bawah bunga cempaka yang banyak terdapat di sekitar Telaga Bening untuk membuat tempat itu senantiasa harum semerbak. Hulubalang Hitam yang pertama melihatnya.

“Kita tak mungkin hidup selamanya seperti ini. Paduka Sultan dan para selirnya menikmati hidup mewah dari telur angsa emas. Kita makan telur bebek biasa pun jarang,” kata Hulubalang Hitam kepada dua rekannya.

 

“Tapi kita bisa dihukum,” sergah Hulubalang Putih yang segera dibenarkan Hulubalang Botak.

 

“Sejak setahun lalu bertugas di sini, kita sudah melihat begitu banyak telur emas dikumpulkan para petugas. Kalau hanya satu butir kita ambil, Kerajaan tidak rugi apa pun.”

Begitu awalnya. Tidak ada petugas di Telaga Bening yang tahu aksi mereka. Mulanya satu butir. Ketika mereka punya kesempatan, mereka mencuri lagi dan lagi telur angsa emas. Kekayaan ketiga hulubalang kepercayaan Sultan itu bertambah dengan cepat. Mereka tidak bisa berhenti lagi. Sultan tidak sadar sebab Angsa Berbulu Emas yang bertelur emas itu tidak tentu ketika mengeluarkan telur. Sultan berpikir, itu karena usia Angsa Berbulu Emas yang semakin tua. Sementara tiga angsa pejantan belum menunjukkan hasil. Harapan Sultan, dengan adanya tiga pejantan, Angsa Berbulu Emas bisa mengeluarkan telur biasa yang bisa dieram hingga melahirkan banyak anak Angsa  Berbulu Emas sebagai penerus kekayaan Kerajaan.

Sepandai-pandai tupai melompat, sesekali jatuh juga. Demikian juga dengan aksi ketiga hulubalang. Akhirnya, aksi mereka terlihat pengawal Sultan dan mereka dibawa ke hadapan qadi. Atas dosa-dosa mereka, qadi memutuskan mereka dihukum gantung dan seluruh kekayaan disita untuk Kerajaan. Hukuman bisa diringankan bila Sultan mengeluarkan titah.

Sultan yang bijaksana memerintahkan ketiganya diusir dari Kerajaan berikut keluarga mereka. Harta mereka tetap disita dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat.    

Beberapa bulan setelah meninggalkan Kerajaan, hidup dari satu hutan ke hutan lain, mereka bersatu untuk mencuri Angsa Berbulu Emas. Mereka kenal dengan beberapa pengawal dan orang dalam Istana yang bisa dipengaruhi. Orang-orang seperti inilah yang akan diajak bekerja sama.

Berminggu-minggu ketiga hulubalang itu masuk ke pasar dan mendekati Istana dengan menyamar sebagai pengemis, pedagang, dan sebagainya. Hulubalang Botak memakai rambut palsu. Hulubalang Putih kini sudah kecoklatan karena selalu dibakar sinar matahari. Hulubalang Hitam kian kelam. Tidak ada yang mengenali mereka lagi.

Mereka mengarang cerita bohong, membongkar rahasia tentang Angsa Berbulu Emas yang bertelur emas. “Telur-telurnya seharusnya dibagi kepada seluruh rakyat. Tapi Sultan menggunakan bersama Permaisuri dan para selirnya. Sementara kita hidup menderita.”

Cerita semacam itu dengan segala bunga rampainya berkembang dari pasar ke pasar sampai masuk Istana dan masuk telinga Sultan. Tentu saja Sultan tidak tahu siapa dalang di balik semua itu. Sultan tidak membongkar tentang Angsa Berbulu Emas yang bertelur emas tersebut kepada semua penghuni Istana. Beliau malah sedih karena belakangan, telur emas semakin jarang keluar. Diam-diam, Sultan meminta Wazir Agung menyelidiki dalang di balik penyebaran kabar yang memojokkan Sultan. “Tapi hanya boleh dua hati saja yang menyimpan rahasia operasi ini,” titah Sultan.

Wazir Agung yang memiliki ilmu telik sandi bekerja dengan rapi tanpa seorang pun yang tahu. Namun, karena hanya bekerja seorang diri dan ketika mata dan telinganya miring ke pasar, dia kalah cepat dengan tiga hulubalang yang berhasil menerobos Istana yang menyamar sebagai penjaga pada tengah malam.

Saat terjadi penggantian penjaga, petugas dapur Istana di bawah pengaruh ketiga hulubalang telah mencampurkan ramuan sirep ke dalam minuman yang membuat para penjaga tertidur seperti orang mati.  Saat itulah, Hulubalang Hitam, Hulubalang Putih, dan Hulubalang Botak menyelinap. Mereka masuk secara diam-diam ke Telaga Bening yang dijaga satu regu prajurit di pintu rahasia. Dengan ramuan sirep, beberapa penjaga langsung rubuh. Tiga penjaga yang tangguh, harus dilumpahkan Hulubalang Hitam dengan sumpit beracun.

Mereka bisa masuk Telaga Bening dengan mudah. Di atas telaga, mereka melihat Angsa Berbulu Emas sedang tertidur. “Ayo, periksa di sekitar, mungkin ada telur yang tercecer,” perintah Hulubalang Hitam.   

Mereka mencari dengan menggunakan batu cahaya, tetapi tidak menemukan satu butir telur pun. Rencana kedua untuk mencuri Angsa Berbulu Emas pun dilakukan. Hulubalang Hitam masuk ke Telaga Bening. Dengan sangat hati-hati, Hulubalang Hitam mengangkat Angsa Berbulu Emas. Ia heran angsa itu sama sekali tidak bergerak. Dan ketika melihat dengan teliti, ternyata angsa itu hanyalah mainan yang terbuat dari kayu!

Hulubalang Hitam melihat ke arah dua kawannya di pinggir telaga. Seketika itu juga lampu-lampu menyala dengan terang benderang. Hulubalang Putih dan Hulubalang Botak sudah ditangkap penjaga. Dan Sultan pun berada di sana, menatap tajam ke arah Hulubalang Hitam yang masih berada dalam telaga. Di sebelahnya, berdiri Wazir Agung.

Rencana busuk mereka sudah gagal total. Mereka berpikir bisa menguasai Angsa Berbulu Emas dengan cara mencuri.

“Naiklah ke darat, aku akan memperlihatkan puluhan anak Angsa Berbulu Emas yang sudah menetas!” kata Sultan. Hulubalang Hitam naik ke darat dan segera ditangkap penjaga.

“Kalian ingin menguasai Angsa Berbulu Emas dengan mencuri. Ketahuilah, Angsa Berbulu Emas tidak akan bertelur jika dipelihara dengan keserakahan, dengan menyebarkan kabar busuk, atau dengan pengkhianatan. Angsa Berbulu Emas harus dirawat dengan cinta dan kasih sayang, dengan kejujuran dan perhatian yang tulus. Semua itu tidak kalian miliki,” sambung Sultan.     

“Bawa mereka ke hadapan qadi!” Perintah Wazir Agung. Ketiga hulubalang itu pun diseret para penjaga. Mereka tidak tahu apakah akan mendapatkan kemurahan hati Sultan kedua kalinya agar selamat dari tiang gantungan.

Source

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

Sort:  

Sebuah cerita yang bagus dan inovatif bg @aiqabrago
Terima Kasih Telah Berbagi..
Salam Komunitas Steemit Indonesia !

Wew, cerita yang sangat baik untuk dikisahkan....

Sebuah cerita dan kisah yang menarik bg :)
Salam Komunitas Steemit Indonesia.

Sangat menarik ceritanya dan kita bisa memahami isi dari cerita tersebut...keren bang @aiqabrago .

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

Good post i have upvote and reestem blog you @aiqabrago nice Story Tiga Hulubalang dan Angsa Berbulu Emas, Kita tak mungkin hidup selamanya seperti ini. Paduka Sultan dan para selirnya menikmati hidup mewah dari telur angsa emas. Mereka mengarang cerita bohong, membongkar rahasia tentang Angsa Berbulu Emas yang bertelur emas. “Telur-telurnya seharusnya dibagi kepada seluruh rakyat. Tapi Sultan menggunakan bersama Permaisuri dan para selirnya. Sementara kita hidup menderita.”
Saya merasa sangat menarik cerita ini penuh dengan makna realita kehidupan yang terjadi sekarang ini, thanks adun atas filosofi cara berfikir penulisan yang sangat intelek, semoga kedepan dengan carakter dan wajah baru sultan akan lebih baik dari sebelumnya.
Salam komunitas steemit Indonesia kanda @aiqabrago

Thanks to provide Great New and Useful Information

Cerita yang sangat menarik...dan ada pesan moral pada akhir-akhir cerita yang pada bagian "tidak akan bertelur jika serakah.., perlu kasih sayang , kejujuran dan perhatian tulus..., sangat bagus post ini

Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari cerita tersebut

Sungguh postingan yang sangat mendidik :)
Terimakasih telah berbagi bang @aiqabrago

Beda dengan Cek Lah, tapi rasanya hampir sama.