The Diary Game [Tuesday, May 07, 2024] : The joys and sorrows of Tuesday

^{Enjoy Indonesian culinary delights}

Cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir tidak mengurangi aktivitas harian sebagai pelayan masyarakat, hari ini saya mengawalinya dengan melakukan pertemuan lanjutan dengan Fasilitator pemberdayaan masyarakat terkait sinergitas program stunting.

Saya mengatur pertemuan disalah satu warung kopi yang ada di kecamatan samudera, saya menunggu sekitar 30 menit dan kemudian tim dari pendamping dana desa pun tiba.

Program stunting ternyata tidak hanya menjadi program jajaran kesehatan, tetapi saat ini telah menjadi program integritas nasional sehingga kami dapat melakukan penguatan program melalui pendampingan dari fasilitator dana desa.

^{Carrying out Curator duties with the Burn Team}

Tanggal 7 mei merupakan shift kedua bersama tim burn untuk menjalankan tugas kurasi, saya harus bekerja extra sehingga dapat menyelesaikannya lebih cepat mengingat pada hari terakhir harus dipublikasikan laporan kurasi oleh Tim.

Saya melanjutkan kurasi ditempat yang berbeda, saya memilih hibrida coffee karena fasilitas Wifi lebih cepat dan dapat mempercepat kinerja.

Kurasi dimulai sejak selesai pertemuan dengan Fasilitator pemberdayaan sampai menjelang sore, kemudian saya harus bergegas pulang kerumah setelah tanggungjawab kurasi, memilih postingan terbaik dan mendesain spreadsheet untuk Minggu ke 2 bulan mei.

^{Grilling Tuna Fish}

Karena hari ini istri saya berpuasa, sesampainya dirumah saya pun membantunya memasak, saya memilih memanggang ikan tongkol dengan menggunakan tempurung kelapa.

Untuk memanggang ikan dibutuhkan waktu yang cukup lama, saya harus menyiapkan tempurung kelapa sebagai pengganti arang untuk media memanggang. Alhamdulillah semuanya selesai dipanggang meskipun ada beberapa bagian yang gosong karena bara apinya terlalu panas

Malam harinya saya mendapat kabar bahwa salah satu keluarga istri sedang mendapatkan perawatan dan dalam kondisi kritis, katanya sedang dilakukan perawatan di Rumah Sakit Melati Lhokseumawe.

Setelah selesai shalat magrib saya bersama keluarga pun kesana untuk membesuk, perjalanan kerumah sakit tidak terlalu jauh, saya hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit jika menggunakan kendaraan roda empat.

Sesampai didepan kampus Politeknik negeri Lhokseumawe saya menyadari bahwa ponsel milik saya tertinggal dirumah, saya tidak mungkin kembali untuk mengambilnya, namun perjalanan saya lanjutkan sampai akhirnya tiba.

Prevalensi kunjungan sakit dan mendapatkan perawatan sangat tinggi akhir-akhir ini, hal ini terbukti dengan banyak pengunjung yang memadati parkiran mobil disepanjang trotoar jalan baru kota Lhokseumawe. Karena kesulitan mencari tempat parkir, istri dan anak-anak pun langsung masuk kedalam rumah sakit, sementara saya harus berputar mencari tempat parkiran aman dan terdekat dengan rumah sakit.

Saya tidak mengetahui ruangan perawatan tempat dirawatnya keluarga kami, apalagi mengetahui nama lengkapnya, ini menimbulkan kesulitan bagi saya untuk menjenguk keluarga yang sedang mendapatkan perawatan. Beberapa kali bertanya kepada petugas customer service tetapi mereka tidak banyak membantu karena saya tidak mengetahui nama lengkap keluarga kami.

Ini kejadian yang konyol, hanya karena tidak memiliki ponsel dalam beberapa jam, saya dapat kehilangan akses dan informasi. 😌

Setelah pulang dari rumah sakit dengan rasa kecewa, saya pun ke pusat kuliner jalanan yang ada di pusat kota, saya pun memilih kuliner sate Madura.

Satee madura merupakan kuliner khas Nusantara, rasanya lezat dan harganya ekonomis. Saya memesan seporsi sate kambing + lontong. Hmmm... Rasanya benar-benar lezat, bumbunya benar-benar terasa dilidah.

Untuk seporsi sate ini dibanderol sebesar IDR. 25.000, tetapi tersedia porsi IDR. 15.000 tetapi sate daging ayam.
Karena sudah pukul 11.30 malam, saya pun pulang dengan penuh suka dan duka.

Indonesia, 8 May 2024