The Diary Game | 22 Februari 2023 | Alhamdulillah, Tulang Payau dan LayungsteemCreated with Sketch.

in Steem SEA2 years ago
Assalamualaikum semua steemian, semoga selalu sehat, mudah rezeki dan bahagia...

••• TENTANG GIATKU •••
“Assalamualaikum”, teriak seseorang dari pintu depan. Sejenak kemudian, ia setengah berlari menuju pintu samping. “Assalamualaikum”, teriaknya lagi untuk kali kedua. “Waalaikumsalam”, jawabku sembari bangkit dari hammock. Dengan suara agak keras, orang yang mengetuk pintu aku arahkan untuk ke pintu depan. Oo, rupanya Pak RT 2 datang dengan beberapa anggota tim, mereka hendak mengambil bahan bakar untuk chainsaw sebagai peralatan tim tapal batas.

Sepulang mereka, aku sudah tidak bisa lagi memejamkan mata. Bahkan beberapa kali aku coba tetap saja tidak bisa. Ya sudahlah, akhirnya aku ke dapur mengambil gelas dan memanaskan air di teko listrik untuk meracik kopi pagi ini. Seperti biasa pula, seorang temanku sudah lebih dulu bangun dan ia sedang menikmati kopi dengan gawai di tangannya. Aku duduk tepat di samping kirinya.

Waktu terus berjalan menuju siang, sementara temanku masih sibuk dengan gawai, begitu juga aku. Sayup-sayup, dari pintu depan kembali terdengar ucapan salam. Tanpa melihat siapa yang datang, kami segera persilakan untuk masuk. Dari balik pintu nampak pria asal NTT yang sudah menetap di Desa Muara Kuaro. Ia datang mencari Bang Jumadi, bersamanya pula sekardus buah layung, sebanyak enam buah. Buah ini sekilas mirip durian, hanya dirinya lebih panjang, warnanya kemerahan, serta kulitnya terbilang tebal dengan aroma khas pula.

Aku hanya menunjuk Bang Jumadi yang masih tidur setelah ia menggoreng tempe pagi tadi. Bang Andre membangunkan dan kami terlibat dalam obrolan ringan terkait perkembangan program yang sedang kami lakukan.

Selang setengah jam setelah Bang Andre pulang karena urusan dengan Bang Jumadi selesai, kini giliran Hamdi yang datang hanya untuk memberikan tulang payau (sebutan lokal untuk rusa). Namun ia langsung pergi usai memberikan karena ia hendak ke bengkel memperbaiki motornya. Alhamdulillah untuk rezeki hari ini, dan akan aku masak sup saja pikirku.

Karena bumbu untuk sup tidak lengkap walau beberapa hari lalu sudah kubeli sebagian, maka dengan sadar dan juga karena hendak transfer uang ke istrinya, Bang Jumadi merelakan diri untuk pergi 😀. Sementara aku akan bertugas untuk masak saja. Kumulai dengan mengambil tulang payau yang sudah direndam sekira satu jam lalu. Selanjutnya aku cuci hingga tiga kali, karena begitu yang kulihat dari almarhum ibuku 😪.

Sebelum aku memasak sup, agar lebih meyakinkan aku coba mencari tahu caranya di YouTube. Ada beberapa cara memasak sup dan aku mencoba cara paling sederhana. Aku cincang bawang merah, bawang putih, wortel, kentang, daun bawang dan tentunya harus ada seledri. Aku juga memasukkan rempah lain, seperti kapulaga, kayu manis dan bunga lawang atau star anise disebut di Eropa. Ini juga aku lihat dulu semasa almarhum ibu memasak sup daging sapi.

Sebenarnya aku tidak tau berapa lama sup tulang dimasak agar matang. Jadi seingatku hampir dua jam aku menghabiskan waktu di dapur untuk menunggu sup matang. Terlalu lama atau terlalu cepat kah? 🤔. Hari sudah menuju ashar, saat sup tulang payau kuyakin sudah matang dan dapat dikonsumsi. Namun karena masih panas, jadi semua kami harus menunggu agar lebih dingin, atau setidaknya hangat saja.

Kurasa tugas tidak wajibku hari ini sudah selesai. Dan InsyaAllah sampai makan malam, lauk masih cukup untuk dinikmati oleh kami berempat. Aku, Mubarak, Bang Jumadi dan Bang Raflis. Semoga besok ada rezeki daging payau lagi 😊😊.***

Wassalamu'alaikum...

@pieasant_belajar sambil berjalan

Sort:  

Your post has been supported by @naka05 from team 2 of the Community Curation Program, at 30%. We invite you to continue sharing quality content on the platform, and continue to enjoy support, and also a likely spot in our weekly top 7.
Voting date:

23/02/2023


image.png

Thank you for support me...