You are viewing a single comment's thread from:

RE: 50% Payout postingan ini didonasikan kepada akun @steem.amal | THE DIARY GAME | Sabtu, 4 September 2021 | "Hingga Tertidur Bersama Malaikat Kecil Ku"

in Steem SEA3 years ago

Jika Dari Gunung Halimon Ke Swedia telah habis di baca.. Mungkin bole untuk kami pinjam 🤭

Doa terbaik untuk Malaikat kecilnya, Semoga menjadi anak yang berguna dan berbakti 🤲🤲🤲

Sort:  
 3 years ago 

Siap aman adun @mirzamg sangat dibolehkan apalagi book ini sangat bagus untuk menambah referensi serta membuka cakrawala wawasan Acehisme, kop Brat bereh isi dari buku Nyoe "pengorbanan Aceh yang Hana yum di mata Indonesia, Malah Aceh di perkosa dan dijajak bak Nangroe droe le Indonesia. Ie madu dibalah dengon Ir tuba.

Iyaa.. Na puisi yang menggambarkan nyan bandum.. Tapi ka teuwo lon dari so 🙄

 3 years ago 

Na bang puisi Untuk Mu Aceh karya Hasan Tiro, entek long buat dalam bentuk postingan puisi yang sangat menyentuh dan bermakna bang @mirzamg

Iyaaa bang... Memang nyan puisi di thee lee donya

 3 years ago 

Iya bang di Belanda dan ditulis di Buku Aceh di Mata Donya, sehingga sejarah banggsa Aceh menjadi sejarah dan juga tertulis di meusium belanda, jendral khohler dan beberapa jendral lainnya yang mati dalam peperangan di depan mesjid raya Nangroe serambi Mekkah

Miris, sekarang kita harus menggali ribuan Mil untuk mencari sejarah tentang negeri kita sendiri, kita berharap sejarah Aceh dapat di paparkan dengan sebenarnya tanpa ada yang di tutup-tutupi

 3 years ago (edited)

Harapan nya seperti itu bang namun saya yakin dan percaya tidak ada tranparansi indo terhadap bangsa Aceh, seperti halnya dulu saat saya SD pelajaran bahasa Aceh termasuk satu diantara pelajaran yang wajih setelah bahasa Indonesia, akan tetap setelah pasca stunami yang melanda sehingga Aceh menangis dan air mata dibalas dengan seyuman akan perdamaian GAM dengan PAI akhirnya Aceh Damai namun ketika rezim kapitalis dan komunisme yang mematikan Sejarah Aceh dari dulu hingga sampai pelajaran bahasa Aceh di hapus di tanah nya sendiri, itu tidak lain dan tidak bukan bagian trategi pemusnahan karakter sehingga pelan2 memutuskan mata rantai sejarah dan bahasa hingga ke anak cucu kita nanti. Padahal sebagai mana kita tau ketika bapak proklamasi mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai sejarah serta mencintai bahasanya. Tapi jinoe realita berbanding terlungkup, ya tameulake beujroh sabe Nangroe geutanyoe bang @mirzamg

Iyaa nyan beutoi bang, tepat that lagee bang @emirzafirdaus peugah 💪😍